Pondok Pesantren Rimalul Abyadl – Banyuasin ini lahir dari mimpi dan cinta yang dalam terhadap ilmu dan agama, mimpi yang dimiliki oleh pasangan suami istri, Kiai Ary Sopian, S.H., ME., MM yang dikemudian hari akrab dengan nama Kiai Ary Sopian al-Qodiri dan Nyai Nanda Suharlina, S.Hum. Pada tanggal 4 Mei 2024 (25 Dzulqa’dah 1445 H), peletakan batu pertama dilakukan, menandai awal perjalanan pesantren yang akan menjadi tempat bagi generasi muda meraih ilmu, membentuk akhlak, dan berkhidmat pada agama.
Kiai Ary, yang merupakan alumni Pondok Pesantren Qodratullah, sejak kecil sudah tumbuh dalam lingkungan masjid. Kedekatannya dengan tempat ibadah dan kecintaannya pada shalawat menjadi landasan dasar dalam membangun pondasi pesantren ini. Dalam upayanya untuk meraih keberkahan mendirikan pesantren, beliau tak hanya mengandalkan ilmu dan pengalaman, tapi juga menguatkan dirinya melalui praktik spiritual yang konsisten dengan menjalankan puasa Daud serta mendalami Tarekat Qodiriyah Naqsabandiya. Pesantren ini berdiri atas dorongan dan inisiatif Kiai Hendra Zainuddin Al-Qodiri, Ketua PCNU Palembang sekaligus Pimpinan Pondok Pesantren Aulia Cendekia, bahkan nama Rimalul Abyadl (yang berarti Pasir Putih dalam Bahasa Arab) juga merupakan pemberian dari Kiai Hendra.
Tidak hanya Kiai Hendra, PP. Rimalul Abyadl juga mendapat dorongan dari beberapa kiayi di Jawa Timur seperti KH. Ma’ruf Muchtar Ponorogo, KH. Mashadi Prawironegoro Mojokerto, Prof Muhadjir Effendi, MAP (Menko PMK) dan hasil mujahadah dengan Keluarga Besar Kiageng Muhammad Besari Tegalsari – Ponorogo dan Kiageng Muhammad Bagus Harun/ Basyariah Sewulan – Madiun.
Pesantren ini menganut paham Ahlussunnah Wal-Jamaah, dengan aqidah Asy’ariyah dan Maturidiyah, serta mengikuti ajaran tasawuf dari dua tokoh besar, Imam Ghazali dan Imam Junaid Al-Baghdadi. Dalam hal fiqih, pesantren ini mengajarkan empat mazhab besar: Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali, memberi keluasan bagi santri untuk memahami dan menghargai keragaman pandangan dalam fiqih Islam.
Dengan mengusung konsep “Modern, Entrepreneur, dan Aswaja“, pesantren ini tidak hanya mengajarkan ilmu agama secara mendalam, tetapi juga memberikan bekal kepada santri untuk menjadi pribadi mandiri yang mampu berwirausaha dan berperan aktif dalam masyarakat. Pesantren ini memadukan sistem pendidikan modern dengan nilai-nilai salaf, menyediakan fasilitas pembelajaran yang lengkap, serta program-program yang dirancang untuk membentuk generasi yang siap menghadapi tantangan zaman tanpa melupakan akar tradisi keilmuan Islam.